fotoSejarah

SEJARAH FORT ROTTERDAM


Sejarah merupakan gudang pengetahuan yang tidak terbatas

Benteng Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.


Benteng ini awalnya dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna. Situs ini kemudian diserahkan kepada VOC Belanda di bawah Perjanjian Bungaya 1667 untuk diduduki. Benteng ini memiliki enam bastion dan dikelilingi oleh dinding setinggi tujuh meter dan parit sedalam dua meter.


Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur. Benteng ini juga merupakan markas militer dan pemerintahan daerah Belanda hingga tahun 1930-an. Pada 1937 kepemilikan Benteng Rotterdam oleh pemerintah Hindia Belanda diserahkan kepada Yayasan Fort Rotterdam.


Benteng ini terdaftar sebagai bangunan bersejarah pada 23 Mei 1940. Benteng ini dipugar secara ekstensif pada tahun 1970-an dan sekarang menjadi pusat budaya dan pendidikan, tempat untuk berbagai acara musik dan tarian, serta tujuan wisata.


SIMBOL KEKUATAN PERTAHANAN


Fort Rotterdam adalah sebuah benteng yang dibangun pada tahun 1545 di lokasi yang sebelumnya merupakan benteng bernama Jum Pandan, yang kemudian memberi nama kota Ujung Pandang (nama lain kota Makassar). Benteng ini merupakan bagian dari program pembangunan benteng yang dilakukan oleh penguasa Makassar pada saat itu untuk memperkuat pertahanan. Nama "Fort Rotterdam" kemungkinan berasal dari nama kota asal para pendiri VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang merupakan perusahaan dagang Belanda pada abad ke-17. Benteng ini merupakan bagian penting dari sejarah kota Makassar dan menjadi simbol kekuatan pertahanan pada masa itu.


ASAL MULA FORT ROTTERDAM


Pada tahun 1667, Benteng Ujung Pandang diserahkan kepada Belanda sesuai dengan Perjanjian Bungaya, setelah Kesultanan Gowa mengalami kekalahan dalam Perang Makassar. Di bawah kendali Belanda, benteng ini kemudian direkonstruksi sepenuhnya oleh laksamana Belanda Cornelis Speelman. Speelman membangun kembali benteng tersebut dan menjadikannya pusat kekuasaan kolonial Belanda di Sulawesi. Benteng ini kemudian berganti nama menjadi Fort Rotterdam, diambil dari nama kota kelahiran Speelman, yaitu Rotterdam. Selama periode 1673-1679, lima bastion benteng ini dibangun dengan bentuk menyerupai penyu, dan bentuk tersebut masih bertahan hingga saat ini. Karena bentuknya yang khas ini, benteng ini dikenal dengan julukan "Benteng Penyu".


MATERIAL FORT ROTTERDAM


Benteng Rotterdam dibangun menggunakan batuan dari pegunungan karst di Maros, batu kapur dari Selayar, serta kayu dari Tanete dan Bantaeng. Selain sebagai pusat kekuasaan kolonial Belanda di Sulawesi, benteng ini memiliki sejarah penting lainnya. Pangeran Diponegoro dipenjara di benteng ini setelah diasingkan ke Makassar pada tahun 1830 hingga wafatnya pada tahun 1855, pasca Perang Jawa (1825–1830). Selama Perang Dunia II, benteng ini juga digunakan sebagai kamp tawanan perang oleh pasukan Jepang.

foto1
fotoDua
foto3
foto4
Logo Fort Rotterdam

Jl. Ujung Pandang, Bulo Gading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90171

  • Beranda
  • Sejarah
  • Galeri
  • Spot menarik
  • Informasi tempat
  • Terhubung dengan kami

    Kontak

    © Fort Rotterdam. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.